PERKEMBANGAN SEKS PADA REMAJA
PERKEMBANGAN
SEKS PADA REMAJA
A.
Pengantar
Berbicara tentang seks merupakan topik yang
menarik bagi para remaja khusunya dan bagi setiap kita umumnya. Misalnya bila
ditawarkan suatu ceramah psikologi kepada anak-anak, apakah mereka mau
mendengar pembicaraan tentang hubungan
anak dengan orangtua, atau tentang hubungan anak dengan teman -teman
atau berbicara tentang seks. Tentu mereka akan menjawab dengan penuh semangat
seks....
Menurut para pakar yang berkecimpung di bidang ini,
ditarik dari pengalaman mengemukakan bahwa jawaban semacam itu dapat dijumpai di banyak
kota di Indonesia seperti, Bogor, Ujung Pandang, Medan, Jogjakarta , Bandar
Lampung dan kota - kota lain. Ini menunjukkan bahwa informasi tentang seks
merupakan sesuatu kebutuhan dari kaum remaja.
B.
Seksualitas Itu Utuh
Dalam suatu ceramah dikatakan bahwa setiap
pembicaraan ataupun perdebatan mengenai seksualitas manusia, entah disadari
entah tidak dipakai suatu pendapat tentang Badan Manusia oleh karena itu
tentang pribadi manusia.
Manusia merupakan sesuatu yang hidup atau suatu keseluruhan
jasmani, rohani dan emosional. Oleh karena itu pendekatan seksualitas harus
menyeluruh dan harus merupakan satu kesatuan. Dari sudut bilogis, seks manusia
dimengerti sebagai hasrat untuk meneruskan keturunan manusia. Dari sudut Fisiologis, seks merupakan hasrat
meredakan tekanan dan memuaskan hawa napsu seksual. Dari sudut Psikologis, seks
merupakan dorongan untuk melengkapi suatu kekurangan psikis, kebutuhan akan
teman hidup, keinginan akan persatuan kesempurnaan dan persahabatan timbal
balik. Dari sudut Antropologis, setiap orang lain sebagai pria dan wanita,
kemanusiaan kita terwujud dalam bentuk kepriaan dan kewanitaan.
C.
Seks Itu Unik
Para ahli berpendapat bahwa mendekati dan mengenal
remaja merupakan sesuatu yang unik. Oleh karena itu pendekatan dan pengenalan
ini membutuhkan ketrampilan tersendiri. Banyak orang melihat gejolak yang
tengah dalami remaja, sebagai sesuatu yang menjurus pada perbuatan negatif.
Padahal kita harus juga melihat sisi positifnya.Seksualitas merupakan salah saatu daya asasi manusia yang besar dan
hebat, meskipun bukan merupakan yang terpenting. Seksualitas dapat mendorong
seseorang lewat identifikasi, motivasi, inspirasi dan sublimasi untuk mencapai
tingkat citarasa dan cipta karsa yang setinggi-tingginya. Namun sebaaliknya,
seksualitas dapat menjerumuskan seseorang atau sekelompok orang dalam jurang
keraguan, kesmaran, kemalangan, kejahatan dan kenistaan. Pendidikan Seksualitas
adalah tanggungjawab anak itu sendiri, orangtua, sanak saudara dan setiap
anggota masyarakat. Dan yang terpenting
agar informasi dan edukasinya disesuaikan dengan taraf usia anak dan pertumbuhannya.
D.
Buka Tabir
Secara naluriah sebenarnya para remaja ingin bertanya, tetapi kalau
bertanya kepada orangtuanya sendiri, orangtuanya menghindar, mengalihkan
perhatian, atau tidak mengatakan hal yang
sebenarnya. Barangkali karena sikap bahwa urusan seks itu bukan konsumsi
anak-anak, tetapi orang dewasa yang sudah PUS (pasangan usia subur). Dan bahwa
hal itu merupakan urusan mereka berdua
antara suami istri. Agaknya orangtua malu membicarakan hal itu kepada anak-anaknya sendiri. Keingintahuan
anak dalam bidang seks akan dipuaskan lewat sesama teman sebaya, yang sejatinya
sama-sama kurang mengetahuinya. Teman justru sering lebih menjerumuskan
daripada menolong. Pengetahuan tentang seks juga mereka dapatkan dari gambar,
buku murahan,Filem biru dan video apalagi di zaman sekarang ini hal itu dengan
mudah dapat diakses lewat internet.Selain itu mereka dapatkan juga lewat orang
dewasa yang senagaja mengeksploiter anak muda
dalam bidang seks demi tujuan komersial.
Padahal menurut hasil penelitan di Amerika, kalau
informasi diberikan sebelum seseorang melakukan hubungan seks, akanmenunda
hubungan seks yang pertama. Dan kalau informasi itu diberikan sesudah seseorang
melakukan hubungan kelamin, itu malah mendorong orang untuk melakukannya lebih sering. Berdasarkan penelitian di atas,
maka ada sementara orang yang berpandangan, berilah anak-anak kita
penerangan/penyuluhan tentang seks sebelum mereka berhubungan kelamin! Hal itu
jelas bertentangan dengan pandangan orang Indonesia yang tidak setuju dengan
pemberian informasi itu. “La, kok malah mengajari anak yang belum tahu? nanti
anak yang tadinya tidak tahu, malah berbuat hal-hal yang tidak diharapkan !”.
Bagi masyarakat Indonesia informasi tentang seks itu
memang tidak boleh terlepas dari nilai-nilai atau norma-norma pergaulan
masyarakat. Bukan sekedar penerangan/penyuluahn atau informasi yang perlu
diberikan, tetapi juga sebuah pendidikan seks. Dalam” pendidikan” melihat makna
pengalihan norma atau nilai hidup bermasyarakat yang lebih baik itu. Mengenai
pendidikan seks ini, seorang ahli mengemukakan bahwa di Indoensia istilah ini
masih merisaukan, dan mungkin masih belum diterima oleh sebagian masyarakat
Indonesia.Namun sementara ini kita sudah berjalan dengan semacam “pendidikan
Masyarakat” mengenai seks, melalui artikel tentang pergaulan sehat dalam
majalah remaja, nasehat melalui biro konsultasi sahabat remaja dan sebagainya.
Dan mengapa pendidikan seks ini lebih baik diselnggarakan secara non formal ?.
Karena di sekolah formal harus dengan kurikulum dan silabus yang seragam, baik
di daerah yang masih ketat norma masyarakatnya maupun di daerah yang sudah
lebih longgar. Hal ini jelas merupakan masalah tersendiri.
E
.Remaja Boleh Berbuat Apa Jika Seks Itu Tabu ?
Agar tidak terjadi “kecelakaan” seperti hamil sebelum
nikah, maka remaja harus diberi kegiatan lain seperti olahraga, melakukan hobi,
tugas sosial dan lain-lain. Di samping tugas belajar supaya perhatian mereka
tidak tertuju pada seks saja. Karena anak sudah menginjak remaja dan dorongan seks itu muncul, maka orientasinya
hanya tertuju pada seks saja. Dan apabila tidak kuat bentengnya, maka ia akan
terbuai dan jatuh oleh rayuan gombal dari teman prianya yang kurang bertanggungjawab itu.
Di negara kita ini masih banyak orangtua yang
mentabukan seks di kalangan remaja. Sebenarnya masalah pentabuhan ini adalah masalah
pribadi masing-masing orangtua, yang kawatir akan terjadi “kecelakaan” , hamil
sebelum nikah, kalau remaja diberi informasi tentang seks. Alasannya bahwa masa
remaja belum mempunyai kekuatan untuk menanggulangi masalah yang timbul, kalau
terjadi “kecelakaan” seperti.
Sedang jawaban atas pertanyaan di atas maka dijawab
apa-apa tidak boleh! Sebetulnya kita tahu bahwa hubungan seks itu tidak hanya
hubungan kelamin saja seperti dalam arti sempit. Namun juga telepon-teleponnan,
surat menyurat, saling bertandang dan menjalin persahabatan dalam pergaulan
sehat anatar remaja putri dan remaja putra. Ini sudah merupakan pelampiasan
dorongan seks.
F.
Situasi dan Kondisi
Dalam masa remaja b anyak yang dihadapi. Banyak
gejolak yang timbul dalam benak dan pikirannya,
oleh karena itu pengenalan dan pendekatan pada remaja membutuhkan
ketrampilan tersendiri. Di samping itu juga sangat sulit menentukan batasan
tentang kapan dimulai dan kapan masa remaja diakhiri. Di samping lamanya masa
itu sangat bervariasi tergantung pada pelbagai macam penyebab, dan di sini yang
sangat berpengaruh pada kehidupan remaja ialah kehidupan keluarga dan kehidupan
sosial ekonomi lingkungannya. Dalam hal ini nampak sekali perbedaan dianatar
remaja desa dan remaja kota. Lantaran kesempatan mengcap pendidikan bagi remaja
kota lebih banyak daripada remaja desa,
maka masa remaja kota lebih panjang ketimbang masa remaja desa. Masa remaja
desa boleh dibilang hilang, karena sejak awal mereka telah dituntut memikul
tanggungjawab. Pada umur belasan tahun mereka sudah putus sekolah dan bekerja,
lalu kemudian menikah agar beban dalam keluarga berkurang. Remaja desa lebih
awal menjadi dewasa, karena memang sejak awal mula telah dituntut
tanggungjawab.
Atas dasar keadaan seperti itu maka dalam masyarakat
kita diperkirakan masa remaja dimulai pada umur 11 tahun, dan berakhir pada
umur 21 tahun. Dalam masa remaja muncul berbagai gejolak dalam dirinya, oleh
karena itu mereka sering murung, mengurung diri dalam kamar, malu terhadap
erubahan yang terjadi dalamtubuhnya. Misalnya pada anak perempuan mulai tumbuh
buah dadanya, dan kumis pada anak laki-laki dan sebagainya. Dalam setiap
penampilannya merasa canggung, karena secara tidak sadar lingkungan juga
menolak secara halus. Kalau remaja berada di tengah-tengah anak kecil, ia
mendapat sambutan”masa anak gede turut main anak kecil?” Dan kalau berada di
tengah-tengah orang dewasa ia mendapat perlakuan “ Eee anak kecil jangan ikut
dengar”, Inilah gejolak anak remaja yang
ada di benaknya.
Masa remaja adalah masa transisi, yakni dalam proses
peralihan dari masa remaja ke alam deawa. Selain itu terdapat pula ciri lain
yang juga tak kalah pentingnya yakni rasa ingin tahu pada remaja sangat menonjol.
Mereka selalu ingin mencoba hal-hal yang baru. Adalah menguntungkan bagi
orangtua, para pendidik dan khususnya bagi remaja itu sendiri, apabila mereka
mencoba hal -hal yang positif, tetapi bila ia mencoba hal-hal yang negatif
seperti minum-minuman keras, narkotika atau petualangan seks. Maka akan
terjerumus ke dalam keadaan yang gawat, karena mereka belum banyak mempunyai
bekal.
Kiranya tidak ada masalah, jika hanya kebetulan
melihat gambar film seks dan gambar sejenis, yang menimbulkan rangsangan yang
dikawatirkan ialah kalau ia ingin tahu lebih lanjut dibalik poster itu. Tentu
mereka akan penasaran dan membuat apa saja
untuk memuaskan dirinya. Dalam hal ini lingkungan dan fasilitas main
peranan penting. Jika rasa ingin tahunya tersalur ke kegiatan lain yang lebih
positif sifatnya, maka itupun akan membuahkan hasil yang psoitif pula. Misalnya
kegiatan olahraga, melakukann hobi dan sebagainya. Jika tahap-tahap masa remaja
berhasil mereka lalaui dalam arti lolos dari hal-hal yang negatif, mereka akan
tumb uh menjadi orang dewasa yang mandiri. Tettapi jika tidak, maka merekapun
akan menjadi manusia yang tidak matang.
G.
Seks Itu Bukan Cinta dan Cinta Itu Bukan Seks
Menurut para ahli , perkembangan psiko seksual itu
dimuali sejak masih usia Nol (0) tahun, dan bukan masa puber. Hanya saja dengan
dorongan seksualnya masih bercampur baur dengan
dorongan-dorongan yang lain, seperti ingin memperoleh perlindungan,
kehangatan, dan akan makan dan minum. Untuk memuaskan dorongan itu masih
dipusatkan pada mulutnya, dan inilah yang dikenal dengan tingkat perkembangan
ORAL.
Perkembangan psikoseksual dari ORAL ke ANAL, pada
umur 2- 3 tahun. Dalam usia ini seorang anak sudah bisa merasakan kenikmatan
seperti dalam mengatur pembuangan air besar. Oleh karena itu anak kecil seumur
itu bisa berlama-lama di atas pispot. Setelah perkembangan fase di atas
kemudian meningkat ke fase PHALIC ada usia 4-5 tahun. Dalam masa ini anak suka
bermain dengan alat kelaminya. Dan pada tingkat berikutnya yakni taingkatan
LATEN terjadi pada usia 6-11 tahun. Dalam masa ini anak tidak menunjukkan
erkembangan psikoseksual dengan jelas lagi. Malah misalnya kalau dipacarkan
dengan temannya sendiri ia marah.
Seoalah-olah ada sikap negatif terhadapa apa yang berbau seks. Baru
kemudian setelah usia 12 tahun ke atas, kegiatan seksnya mengarah kepada
kegiatan reproduktif. Secara bilogis mereka sudah harus mulai kawin dan
berketurunan, tetapi secara sosiologis mereka harus menudnanya. Inilah yang
dinamakan tingkat perkembangan Fase GENITAL.
Menurut ilmu kedokteran tidak baiklah kalau remaja
hamil, karena akan berakibat yang merugikn dan anak yang dilahirkan cacat
jasmani, terbelakang dan sebagainya. Ini
disebabkan karena terjadi perebutan zat makanan antara janin yakni sel telur
yang sudah dibuahi sperma.Hamil sebelum menikah bisa saja terjadi, kalau sang
gadis tidak kuat bentengnya melawan rayuan gombal dari teman prianya. Kiranya
akan aman jika remaja putri tetap berpegang teguh pada kenyataan, bahwa seks itu bukan cinta
dan cinta bukan seks. Dan yang penting untuk membuktikan cinta,tidak perlu
dengan seks. Kendati yang paling asyik kalau seks itu disertai cinta.!
H.Remaja
Adalah Generasi Penerus
Remaja yang baik adalah remaja yang berprinsip dan
berpendirian. Artinya remaja itu tidak hanya turut saja. Misalnya hanya ingin
ikut-ikutan mode saja. Tetapi hendaknya
harus selektif dan memilih mode seperti kumpul kebo yang sedang tengah menjadi
trendi, meskipun mode kumpul kebo sesungguhnya sudah ada sejak zaman dulu,
hanya istilahnya lain. Remaja adalah generasi penerus, dan dipundaknya terletak
harapan masa depan bangsa; oleh karenanya remaja harus hidup dengan baik dan
mengembangkan diri dengan hal-hal yang positif; agar nantinya siap menghadapi
tantangan zaman.
Oleh karena remaja paling banyak mendapat sorotan
dari berbagai pihak, maka muncul juga suatu pertanyaan. ,mengapa yang
diributkan itu kenakalana remaja, padahal di kalangan orangtuapun banyak yang nakal di bidang seks?
Kiranya kenyataan ini tidak dapat disanggah. Tetapi untuk memuaskan remaja atas
pertanyaan ini, maka jawabannya adalah karena remaja adalahgenerasi penerus
yang sedang berkembang yang sedang membutuhkan pengarahan, perhatian dan
pendampingan, agar tetap terarah dan berjalan pada jalur yang benaar..Dan
anggaplah generasi tua itu sudah rusak. Dan kalau generasi yang berikutnya
dibiarkan rusak seperti generasi sebelumnya, kapan lagi kita akan memulai
generasi penerus yang baik ? Padahal remajalah yang akan menggantikan mereka.
Mengenai usia yang paling baik bagi wanita untuk melahirkan
ialah antara 25-33 tahun. Oleh karena itu lebih baik bagi wanita karier menikah
pada usia 30 tahun paling lambat, agar kalau ia melahirkan anak masih dalam
batas umur yang sehat. Setelah umur 35 tahun sebaiknya mengadopsi anak saja.
Wanita karier melampiaskan dorongan seksnya kepada kegiatan lain.Ini sudah
cukup, karean dorongan yang muncul itu kalau sudah tersalurke hal-hal lain yang
tidak seksual sebenarnya sudah tersalurkan. Sebetulnya tidak ada masalah bagi
wanita karier yang sampai dewasa baru kawin, bukannya mengekang dorongan
seksnya sampai menumpuk dan menggebu-nggebu dalam tubuh. Lalu pada suatu ketika
tumpah ruah ! Tidak ! Karena dorongan itu akan timbul dan hilang dengan
sendirinya. ( Frans Widodo: Peminat Soal Pendidikan dan keluarga Tinggal di
Bandar lampung)